Kamis, 07 Juni 2012

Asas Menulis Efektif


Gie (2002:33) menuturkan bahwa ada tiga asas utama yang perlu diperhatikan dalam menulis karangan yang efektif. Dalam bahasa Inggris, ketiga asas utama tersebut dikenal dengan singkatan 3C yaitu clarity (kejelasan), conciseness (keringkasan), dan correctness (ketepatan). Ketiga asas tersebut yaitu sebagai berikut.
(1) Kejelasan
Asas mengarang yang pertama dan utama dalam kegiatan menulis ialah kejelasan. Hasil perwujudan gagasan seseorang dalam bahasa tulis harus dapat dibaca dan dimengerti oleh pembaca. Tanpa asas kejelasan, sesuatu karangan sulit dibaca dan sulit dimengerti oleh para pembacanya. Asas kejelasan tidaklah semata-mata berarti mudah dipahami, tetapi juga karangan itu tidak mungkin disalahtafsirkan oleh pembaca. Kejelasan berarti tidak samar-samar, tidak kabur sehingga setiap butir ide yang diungkapkan seakan-akan tampak nyata oleh pembaca. 

            (2) Keringkasan
Asas keringkasan tidaklah berarti bahwa setiap karangan harus pendek. Keringkasan berarti bahwa suatu karangan tidak menghamburkan kata-kata secara semena-mena, tidak mengulang-ulang butir ide yang dikemukakan, dan tidak berputar-putar dalam menyampaikan suatu gagasan dengan berbagai kalimat yang berkepanjangan. Menurut Harry Shaw (dalam Gie, 2002:36), penulisan yang baik diperoleh dari ide-ide yang kaya dan kata-kata yang hemat, bukan kebalikannya ide yang miskin dan kata yang boros. Jadi, sesuatu karangan adalah ringkas bilamana karangan itu mengungkapkan banyak buah pikiran dalam kata-kata yang sedikit.
(3) Ketepatan
Asas ketepatan mengandung ketentuan bahwa sesuatu penulisan harus dapat menyampaikan butir-butir gagasan kepada pembaca dengan kecocokan sepenuhnya seperti yang dimaksud oleh penulisnya. Oleh karena itu, agar karangannya tepat, setiap penulis harus menaati sepenuhnya berbagai aturan dan ketentuan tata bahasa, ejaan, tanda baca, dan kelaziman pemakaian bahasa tulis yang ada.
Tiga asas yang telah disebutkan di atas merupakan asas-asas utama yang harus diperhatikan dan dilaksanakan dalam kegiatan menulis, sehingga dapat menghasilkan suatu tulisan yang baik dan dapat dibaca dan dimengerti oleh pembaca. Selain ketiga asas utama tersebut, menurut Gie (2002:36–37), masih terdapat tiga asas menulis lainnya yang perlu diperhatikan oleh penulis agar dapat menghasilkan tulisan yang baik. Ketiga asas itu antara lain

             
(1) unity (kesatupaduan), (2) coherence (pertautan), dan (3) emphasis (penegasan). Ketiga asas tersebut yaitu sebagai berikut.
            (1) Kesatupaduan
Asas ini berarti bahwa segala hal yang disajikan dalam suatu karangan perlu berkisar pada satu gagasan pokok atau tema utama yang telah ditentukan. Untuk keseluruhan karangan yang tersusun dari alinea-alinea, tidak ada uraian yang menyimpang dan tidak ada ide yang lepas dari jalur gagasan pokok itu. Selanjutnya dalam setiap alinea hanya dimuat satu butir informasi yang berkaitan dengan gagasan pokok yang didukung dengan berbagai penjelasan yang bertalian dan bersifat padu.
(2) Pertautan
Asas ini menetapkan bahwa dalam sesuatu karangan bagian-bagiannya perlu ”melekat” secara berurutan satu sama lain. Dalam sebuah karangan antara alinea yang satu dengan alinea yang lainnya perlu ada saling kait sehingga ada aliran yang logis dari ide yang satu menuju ide yang lain. Demikian pula antara kalimat yang satu dengan kalimat berikutnya dalam suatu alinea perlu ada kesinambungan yang tertib. Jadi, pada asas pertautan semua alinea dan kalimat perlu berurutan dan berkesinambungan sehingga seakan-akan terdapat aliran yang lancar dalam penyampaian gagasan pokok sejak awal sampai akhir karangan.
(3) Penegasan
Asas penegasan dalam mengarang menetapkan bahwa dalam sesuatu tulisan butir-butir informasi yang penting disampaikan dengan penekanan atau penonjolan tertentu sehingga mengesan kuat pada pikiran pembaca.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar