Gie (2002:33) menuturkan
bahwa ada tiga asas utama yang perlu diperhatikan dalam menulis karangan yang
efektif. Dalam bahasa Inggris, ketiga asas utama tersebut dikenal dengan
singkatan 3C yaitu clarity (kejelasan), conciseness (keringkasan),
dan correctness (ketepatan). Ketiga asas tersebut yaitu sebagai berikut.
(1) Kejelasan
Asas mengarang yang
pertama dan utama dalam kegiatan menulis ialah kejelasan. Hasil perwujudan
gagasan seseorang dalam bahasa tulis harus dapat dibaca dan dimengerti oleh
pembaca. Tanpa asas kejelasan, sesuatu karangan sulit dibaca dan sulit
dimengerti oleh para pembacanya. Asas kejelasan tidaklah semata-mata berarti
mudah dipahami, tetapi juga karangan itu tidak mungkin disalahtafsirkan oleh
pembaca. Kejelasan berarti tidak samar-samar, tidak kabur sehingga setiap butir
ide yang diungkapkan seakan-akan tampak nyata oleh pembaca.
(2) Keringkasan
Asas keringkasan
tidaklah berarti bahwa setiap karangan harus pendek. Keringkasan berarti bahwa
suatu karangan tidak menghamburkan kata-kata secara semena-mena, tidak
mengulang-ulang butir ide yang dikemukakan, dan tidak berputar-putar dalam
menyampaikan suatu gagasan dengan berbagai kalimat yang berkepanjangan. Menurut
Harry Shaw (dalam Gie, 2002:36), penulisan yang baik diperoleh dari ide-ide
yang kaya dan kata-kata yang hemat, bukan kebalikannya ide yang miskin dan kata
yang boros. Jadi, sesuatu karangan adalah ringkas bilamana karangan itu
mengungkapkan banyak buah pikiran dalam kata-kata yang sedikit.
(3)
Ketepatan
Asas ketepatan
mengandung ketentuan bahwa sesuatu penulisan harus dapat menyampaikan butir-butir
gagasan kepada pembaca dengan kecocokan sepenuhnya seperti yang dimaksud oleh
penulisnya. Oleh karena itu, agar karangannya tepat, setiap penulis harus
menaati sepenuhnya berbagai aturan dan ketentuan tata bahasa, ejaan, tanda
baca, dan kelaziman pemakaian bahasa tulis yang ada.
Tiga asas yang telah
disebutkan di atas merupakan asas-asas utama yang harus diperhatikan dan
dilaksanakan dalam kegiatan menulis, sehingga dapat menghasilkan suatu tulisan
yang baik dan dapat dibaca dan dimengerti oleh pembaca. Selain ketiga asas
utama tersebut, menurut Gie (2002:36–37), masih terdapat tiga asas menulis
lainnya yang perlu diperhatikan oleh penulis agar dapat menghasilkan tulisan
yang baik. Ketiga asas itu antara lain
(1) unity (kesatupaduan), (2) coherence
(pertautan), dan (3) emphasis (penegasan). Ketiga asas tersebut
yaitu sebagai berikut.
(1) Kesatupaduan
Asas ini berarti
bahwa segala hal yang disajikan dalam suatu karangan perlu berkisar pada satu
gagasan pokok atau tema utama yang telah ditentukan. Untuk keseluruhan karangan
yang tersusun dari alinea-alinea, tidak ada uraian yang menyimpang dan tidak ada
ide yang lepas dari jalur gagasan pokok itu. Selanjutnya dalam setiap alinea
hanya dimuat satu butir informasi yang berkaitan dengan gagasan pokok yang
didukung dengan berbagai penjelasan yang bertalian dan bersifat padu.
(2)
Pertautan
Asas ini menetapkan
bahwa dalam sesuatu karangan bagian-bagiannya perlu ”melekat” secara berurutan
satu sama lain. Dalam sebuah karangan antara alinea yang satu dengan alinea
yang lainnya perlu ada saling kait sehingga ada aliran yang logis dari ide yang
satu menuju ide yang lain. Demikian pula antara kalimat yang satu dengan
kalimat berikutnya dalam suatu alinea perlu ada kesinambungan yang tertib.
Jadi, pada asas pertautan semua alinea dan kalimat perlu berurutan dan
berkesinambungan sehingga seakan-akan terdapat aliran yang lancar dalam
penyampaian gagasan pokok sejak awal sampai akhir karangan.
(3)
Penegasan
Asas penegasan
dalam mengarang menetapkan bahwa dalam sesuatu tulisan butir-butir informasi
yang penting disampaikan dengan penekanan atau penonjolan tertentu sehingga
mengesan kuat pada pikiran pembaca.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar